KISAH SEORANG PEMUDA
DESA
Di suatu desa ada seorang anak yang
bercita-cita ingin menjadi guru, untuk meraih cita-cita tersebut setelah lulus
SMP ia bersekolah di SPG. Namun sayang dia tidak diterima, dan akhirnya ia
masuk SMA.
Niat dan cita-cita itu tidak pernah hilang,
meskipun tidak berhasil masuk SPG saat itu.
‘’Jan
, kamu ternyata tidak diterima di SPG atau sekolah pendidikan guru, apakah kamu
tetep in gin jadi guru?’’, tanya Bari, temannya.’’Keinginanku jadi guru tak
pernah surut, akan tetap berusaha semoga bisa tercapai”. Ia belajar dengan
penuh semangat sambil bekerja demi cita-cita itu. Siang malam impian itu
menghiasi pikirannya. Perjalanan sekolah dilalui dengan susah payah karena
memang dari keluarga kurang mampu.Berjalan setiap hari sambil menjajakan es
lilin dilakukan agar bisa tetap belajar. Pendidikan di SMA dapat dilalui
meskipun dengan susah payah, Rasa harun dan bangga ketika bisa menerima ijazah
itu .Itulah persembahan yang berharga kepada orangtua yang sangat
menyayanginya. Berkat bimbingan dan sayangnya ia mampu meraih pendidikan yang
diimpikan.
Untuk
mewujudkan cita-citanya menjadi guru, setelah lulus SMA pada tahun 1980, dia
mendaftarkan diri di IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY). Tidak diterima juga
di PTN tersebut,dan akhirnya ia masuk di Universitas Tidar Magelang. Itupun
hanya sampai semester lima, dikarenakan biaya yang tidak terpenuhi. Namun, ia
telah bekerja di kantor pemda Magelang semenjak duduk di bangku SMA kelas 2,
sebagai tenaga honor. Dan suka duka menjadi seorang pekerja dan belajar telah
dilalui dengan penuh keprihatinan. Uang dari hasil bekerja ternyata jelas belum
mampu membiayai seklolahnya. Kadang ia harus istirahat di dalam perjalanan. Bus
Jurusan Jogja Semarang adalah kendaraan yang sangat berjasa bagi dirinya,
Pada tahun 1983 diangkat sebagai PNS di pemda
tersebut.
Untuk mengurangi beban cita-cita
menjadi seorang guru yang tak terwujud akhirnya ia meminang seorang guru. Namun
perjalanan itu tidak semulus yang diharapkan. Setelah berkaluarga selama kurang
lebih 7 tahun, ia baru diberi kepercayaan oleh Allah, mngemban amanah menjadi
Ayah. Dan perjungannya untuk mempunyai anak pertama itu, harus ia lalui dengan
opname di rumah sakit 4,5 bulan. Akhirnya keluarganya itu bernafas lega, sebab
anak yang pertama itu lahir dalam keadaan normal.
Setelah tiga tahun kemudian, ia diberi amanah
lagi yaitu seorang anak perempuan dengan kondisi yang lebih sehat. Betapa
bahagianya setelah kedua anak itu lahir dan mempunyai anak sendiri hudupnya
semakin tenang. Namun pada tahun 2003 lagi-lagi Allah memberikan kebahagiaan
seorang anak perempuan.
Sekarang 3 anak tersebut sudah sekolah semua,
bahkan yang nomer satu sudah kuliah sejak 2tahun lalu, ia mengambil jurusan
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Alhamdulillah bisa masuk di
PTN, dengan harapan besok dapat malanjutkan ibunya sebagai pendidik. Anak yang
nomer dua sekolah di SMK jurusan tata busana, bercita-cita menjadi wirausaha
yang sukses. Anaknya yang ketiga pada saat pengumuman kelulusan dinobatkan sebagai
juara pertama, dan sekarang duduk di kelas dua SMP dan bercita-cita menjadi
dosen.
Kini usia ayah ketiga anak itu sudah menjelan
usia lanjut, dan dua tahun lagi memasuki masa pensiun. Namun semangatnya masih
tinggi untuk menghantarkan ketiga anaknya menuntut ilmu. Baik bidang pendidikan
maupun agama. Ia berharap, ketiga anaknya menjadi sarjana dan dapat menunaikan
ibadah haji, dengan memperoleh haji yang mabrur yang dapat menghantarkan
keselamatan dunia dan akhirat. Baik bagi diri sendiri maupun keluarga.
Untuk meraih cita-cita tersebut,
maka pendidikan agama di dalam rumah sangat ditekankan. Karena dari diri dan
keluarga itu akan membawa citra diera yang penuh globalisasi. Setelah nanti ia
pensiun, akan berusaha menambah penghasilan dengan cara memelihara itik, dan
bercocok tanam. dan lebih tekun dalam beribadah. Supaya hidupnya semakin
istiqomah. Dengan harapan, akhir hayatnya bisa husnul khotimah.
‘’Wah
, ceritamu bagus ya, nostlgia ya!”.ucap Bari temannya yang saat itu berkunjung
ke rumahnya.’’Aku memotivasi anakku agar selalu mandiri di masa mendatang semangat belajar, karena kami menginginkan
mereka bisa hidup teratur dan tidak
melupakan perjuangan yang telah dilakukan orangtuanya”.
Percakapan itu adalah percakapan dua sahabat akrab
yang saling mendukung meskipun dari Tempat yang jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar