Rabu, 01 November 2017

KISAH SEORANG PEMUDA DESA




KISAH SEORANG PEMUDA DESA

            Di suatu desa ada seorang anak yang bercita-cita ingin menjadi guru, untuk meraih cita-cita tersebut setelah lulus SMP ia bersekolah di SPG. Namun sayang dia tidak diterima, dan akhirnya ia masuk SMA.
Niat  dan cita-cita itu tidak pernah hilang, meskipun tidak berhasil masuk SPG saat itu.
‘’Jan , kamu ternyata tidak diterima di SPG atau sekolah pendidikan guru, apakah kamu tetep in gin jadi guru?’’, tanya Bari, temannya.’’Keinginanku jadi guru tak pernah surut, akan tetap berusaha semoga bisa tercapai”. Ia belajar dengan penuh semangat sambil bekerja demi cita-cita itu. Siang malam impian itu menghiasi pikirannya. Perjalanan sekolah dilalui dengan susah payah karena memang dari keluarga kurang mampu.Berjalan setiap hari sambil menjajakan es lilin dilakukan agar bisa tetap belajar. Pendidikan di SMA dapat dilalui meskipun dengan susah payah, Rasa harun dan bangga ketika bisa menerima ijazah itu .Itulah persembahan yang berharga kepada orangtua yang sangat menyayanginya. Berkat bimbingan dan sayangnya ia mampu meraih pendidikan yang diimpikan.
            Untuk mewujudkan cita-citanya menjadi guru, setelah lulus SMA pada tahun 1980, dia mendaftarkan diri di IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY). Tidak diterima juga di PTN tersebut,dan akhirnya ia masuk di Universitas Tidar Magelang. Itupun hanya sampai semester lima, dikarenakan biaya yang tidak terpenuhi. Namun, ia telah bekerja di kantor pemda Magelang semenjak duduk di bangku SMA kelas 2, sebagai tenaga honor. Dan suka duka menjadi seorang pekerja dan belajar telah dilalui dengan penuh keprihatinan. Uang dari hasil bekerja ternyata jelas belum mampu membiayai seklolahnya. Kadang ia harus istirahat di dalam perjalanan. Bus Jurusan Jogja Semarang adalah kendaraan yang sangat berjasa bagi dirinya,
 Pada tahun 1983 diangkat sebagai PNS di pemda tersebut.
            Untuk mengurangi beban cita-cita menjadi seorang guru yang tak terwujud akhirnya ia meminang seorang guru. Namun perjalanan itu tidak semulus yang diharapkan. Setelah berkaluarga selama kurang lebih 7 tahun, ia baru diberi kepercayaan oleh Allah, mngemban amanah menjadi Ayah. Dan perjungannya untuk mempunyai anak pertama itu, harus ia lalui dengan opname di rumah sakit 4,5 bulan. Akhirnya keluarganya itu bernafas lega, sebab anak yang pertama itu lahir dalam keadaan normal.
             Setelah tiga tahun kemudian, ia diberi amanah lagi yaitu seorang anak perempuan dengan kondisi yang lebih sehat. Betapa bahagianya setelah kedua anak itu lahir dan mempunyai anak sendiri hudupnya semakin tenang. Namun pada tahun 2003 lagi-lagi Allah memberikan kebahagiaan seorang anak perempuan.
             Sekarang 3 anak tersebut sudah sekolah semua, bahkan yang nomer satu sudah kuliah sejak 2tahun lalu, ia mengambil jurusan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Alhamdulillah bisa masuk di PTN, dengan harapan besok dapat malanjutkan ibunya sebagai pendidik. Anak yang nomer dua sekolah di SMK jurusan tata busana, bercita-cita menjadi wirausaha yang sukses. Anaknya yang ketiga pada saat pengumuman kelulusan dinobatkan sebagai juara pertama, dan sekarang duduk di kelas dua SMP dan bercita-cita menjadi dosen.   
             Kini usia ayah ketiga anak itu sudah menjelan usia lanjut, dan dua tahun lagi memasuki masa pensiun. Namun semangatnya masih tinggi untuk menghantarkan ketiga anaknya menuntut ilmu. Baik bidang pendidikan maupun agama. Ia berharap, ketiga anaknya menjadi sarjana dan dapat menunaikan ibadah haji, dengan memperoleh haji yang mabrur yang dapat menghantarkan keselamatan dunia dan akhirat. Baik bagi diri sendiri maupun keluarga.
            Untuk meraih cita-cita tersebut, maka pendidikan agama di dalam rumah sangat ditekankan. Karena dari diri dan keluarga itu akan membawa citra diera yang penuh globalisasi. Setelah nanti ia pensiun, akan berusaha menambah penghasilan dengan cara memelihara itik, dan bercocok tanam. dan lebih tekun dalam beribadah. Supaya hidupnya semakin istiqomah. Dengan harapan, akhir hayatnya bisa husnul khotimah.
‘’Wah , ceritamu bagus ya, nostlgia ya!”.ucap Bari temannya yang saat itu berkunjung ke rumahnya.’’Aku memotivasi anakku agar selalu mandiri di masa mendatang   semangat belajar, karena kami menginginkan mereka bisa  hidup teratur dan tidak melupakan perjuangan yang telah dilakukan orangtuanya”.
Percakapan itu adalah percakapan dua sahabat akrab yang saling mendukung meskipun dari Tempat yang jauh.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar